Belajar berkomunikasi dengan pasien membuat kita menjadi lebih terbuka dengan berbagai hal, mulai dari bagaimana kita menjaga sikap, menjaga lisan dan pastinya ilmu mengenai keperawatan atas permasalahan klien. Hmm…kenyataan sekali di lapangan ketika saya berkomunikasi dengan mereka. Seperti kasus hari ini. Temenku bilang pasien dan keluarga pasien X gak menyenangkan. Perkataan dia gak sesuai dengan sikap mereka saat aku bertemu dengan pasien dan keluarga sehari sebelumnya. Daripada aku bersu’udzon dengan keluarga pasien yang dimaksud. Hmm..ternyata ucapan mereka gak sesuai dengan kenyataannya. Sikap mereka sama seperti sehari kemarin. Mereka menyenangkan dan sangat komunikatif.
Dari kasus di atas sebuah hikmah yang aku coba ambil adalah bagaimana kita bersikap dengan siapapun. Ya..siapapun mereka, tua-muda, kaya-miskin, asuransi-mandiri pokoknya apapun keadaan mereka, kita harus dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada mereka. Mereka manusia memang unik. Memiliki kekhasan masing-masing yang kita gak akan tau sebelum kita mencoba berkomunikasi dengan mereka. Jangan menjadi paranormal yang hanya melihat mereka hanya dari raut wajah, karena ilmu kesehatan butuh praktek langsung untuk mengkonfirmasi kondis yang kita lihat. Istilahnya kita konfirmasi untuk mendapatkan data subjektif (DS) selain dari data objektif (DO) yang terihat. Dengan demikian, kesembuhan klien bisa segera optimal dalam waktu yang telah kita tentukan. Karena keperawatan ilmu pengetahuan bukan ilmu ghaib.
Dari kasus di atas sebuah hikmah yang aku coba ambil adalah bagaimana kita bersikap dengan siapapun. Ya..siapapun mereka, tua-muda, kaya-miskin, asuransi-mandiri pokoknya apapun keadaan mereka, kita harus dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada mereka. Mereka manusia memang unik. Memiliki kekhasan masing-masing yang kita gak akan tau sebelum kita mencoba berkomunikasi dengan mereka. Jangan menjadi paranormal yang hanya melihat mereka hanya dari raut wajah, karena ilmu kesehatan butuh praktek langsung untuk mengkonfirmasi kondis yang kita lihat. Istilahnya kita konfirmasi untuk mendapatkan data subjektif (DS) selain dari data objektif (DO) yang terihat. Dengan demikian, kesembuhan klien bisa segera optimal dalam waktu yang telah kita tentukan. Karena keperawatan ilmu pengetahuan bukan ilmu ghaib.
0 Comments
Terima kasih atas kunjungannya