Hadirmu adalah untuk menemani kaumku
Menemani perjalanan hidup ini
Menggapai cinta sejati
Duhai ukhti
Engkau begitu memesona
Pancaran auramu begitu memikat
Menggetarkan kaumku untuk memilikimu
Setiap ucapanmu adalah rasa cintamu
Sikapmu adalah kasih sayangmu
Setiap langkahmu adalah perjuanganmu
Setiap keputusanmu adalah asamu
Ukhti
Maafkan kaumku
Yang tak dapat memahamimu
Memahami karaktermu yang begitu unik
Karena keunikanmu itulah kami mencintaimu
Kau begitu tabah menjaga hati
Begitu sabar menahan amarahmu
Begitu kuat menghadapi ujian-Nya
Betapa heroiknya melahirkan “kasih sayang”
Sekali lagi ukhti
Jangan pernah kau diam
Diam dalam amarahmu
Diam dalam kebencianmu
Kami tau bahwa kau marah
Kami tahu bahwa kau benci
Kamipun tahu bahwa kau tak suka dengan sikap kami
Satu hal duhai ukhti Kami tak dapat memahami kedinginanmu
Kami tak dapat membaca pikiranmu
Kami tak dapat mendengarkan kata hatimu
Duhai ukhti
Katakanlah bila kau marah
Katakanlah bila kau benci
Karena itulah rasa sayangmu padaku
Terinspirasi oleh ikhwah yang sedang mengalami gangguan rumah tangga karena kurannya komunikasi diantara mereka dan kurangnya keterbukaan diantaranya. Dia di rawat di RSU Banyumas mulai 2 desember 2008
Purwokerto, 3 desember 2008
Purwokerto, 3 desember 2008
0 Comments
Terima kasih atas kunjungannya