Belajar dari Porfesor

Masih snagat ingat dengan ungkapan 'Padi semakin berisi semakin merunduk'. Ya, ungkapan yang sangat luar biasa maknanya. dan ternyata itu tidak hanya ungkapan semata. Saya menemui sosok yang satu ini di tempatku kuliah. Sosok profesor yang sangat luar biasa.
Sang profesor yang tidak hanya pintar, tapi beliau juga begitu ramah, memiliki akhlak yang luar biasa dan memiliki kepribadian yang mantab abis. Tak nampak rasa kesombongannya, rasa ingin dipuji karena tingginya ilmu. Namun dengan sikap beliau tersebut yang rendah hati, membuat banyak orang yang kagum sama beliau. Bahkan beliaupun lebih memilih menjadi orang biasa (bukan jajaran rektor) hanya karena tak ingin menjadikan ia sombong dengan jabatan rektor tersebut. Ia pun begitu akrab dengan mahasiswa dan berbagai kalangan. Senyumnya penuh keteduhan.
Ketinggian ilmunya sangat nampak ketika berbicara pada kami dengan bahasa yang bisa kami pahami, tidak dengan 'bahasa planet'. Ketik asaya mengantarkan sebuah undangan ke rumahnya, ia sambut saya dnegan begitu ramah hingga membuat sya semakin kagum dengan ketinggian akhlak beliau.
Beliau sering diminta pula untuk berbagi dalam ceramah/khutbah di masjid. Namun, sekali lagi. beliau menyampaikan dengan bahasa yang sangat sederhana, namun membuat saya begitu takjub. Materi yang disampaikan memang sederhana, namun sederhananya materi yang disampaikan itu membuat saya semakin berfikir 'Beliau kok sampe berfikir sekecil itu ya (sosok visioner dan misioner). 

Subhanalloh, prof....kau mengajarkan kami akan indahnya akhlakmu yang kau contoh dari pribadi Nabiulloh...
Kemudian saya bercermin pada diri. Apakah pantas diri yang hanya seperti ini memiliki kesombongan di atas kesombongan beliau?Ah...KESALAHAN BESAR TENTUNYA...

Post a Comment

0 Comments