Ledakan Purwokerto

Oleh : Muhammad Badrushshalih
>> Saturday, December 06, 2008

Dinginnya malam karena guyuran hujan membuat tubuh menggigil dan tak kuat menahan semilir angin yang menggelitikkan hidungku hingga tetesan air dari hidung memaksaku untuk membersihannya. Ya…dingin sekali. Ditambah lagi, sewaktu berangkat ke Mafaza (Masjid Fatimatuzzahra) tanpa jas hujan ataupun payung, padahal hujan rintik masih menemani hari menjelang malam saat itu. Hujan yang turun semenjak dhuhur tadi memang cukup besar, sampe saya dan beberapa temen kampus melaksanakan sholat dhuhur di kampus.

Aku berangkat ke Mafaza hanya ditemani sweeter kotak-kotak hitam-putih dengan harapan dapat membantu menghangatkan tubuh mungilku dari dinginnya malam Purwokerto di musim penghujan. Namun ternyata itu tak cukup membantu tubuhku yang seharian belum diberikan haknya untuk pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) Maslow nomor wahid, kebutuhan fisiologis (makan). Alhasil sitem imunkupun sedikit terganggu dengan turunnya hujan saat itu(12/11).

Meskipun sesudah maghrib aku memenuhi KDM-ku, tapi ternyata dinginnya udara malam di musim penghujan itu mengalahkan tubuhku. Aku berusaha membeli madu dan minyak kayu putih, barang kali saja bisa sedikit membantu di musim penghujan ini.

Sebuah ledak seusai Isya mengejutkan mahasiswa dan masyarakat sekitar Mafaza. Ledakan yang kemungkinan berasal dari arus pendek listrik Asrama Mahasiswa begitu terdengar santer di Jalan Gunung Muria Grendeng. Pancaran apipun sempet kulihat dan sangat luar biasa. Merah, besar dan menyilaukan mata. Aku kira sebuah ledakan bom baru selain di Bali…eh ternyata cuma konsleting.

Post a Comment

0 Comments