Kerinduan Sayap Patah

Oleh : Muhammad Badrushshalih


Entah kenapa siang ini ketika membaca judul sebuah tulisan mba Asma Nadia dalam blognya, saya terasa bahwa saya hidup di dunia melanglang buana menghabiskan usiaku dengan kesendirianku, kesunyian hatiku, kegersangan jiwaku menggapai cinta-Nya. Mulai kurasakan ada bagian dalam diriku yang entah kemana perginya. Entah kapan ia akan kembali bersamaku, bersatu dan terbang bersama menggapai cinta suci itu.

Ya…Rabb. Apa yang hamba rasakan ini???Apakah ini jawaban akan kegelisahanku selama ini. Kegelisahan yang memberikan euphoria dan kemudian membuatku kembali dalam kesunyian. Duniaku yang sekarang sedang kurasakan.

Di ruangan ini aku merasa bahwa diri ini adalah sosok yang lemah. Bak seekor merpati yang kehilangan sebelah sayapnya. Lemah, tak berdaya.

Diri ini membutuhkan kekuatan untuk dapat kembali terbang menggapai indahnya awan biru, melihat luasnya dunia, dan berteriak …”AKU BAHAGIA…!!!”

Entah apa yang sedang kualami saat ini. Apakah aku merasakan hal yang sama saat aku merindukan sang belahan hati kala ku SMA dulu??Lalu apa yang akan kulakukan dengan belahan hati bila kubertemu dengannya??Apakah sekedar mengatakan kucinta kau dengan isyarat karena terlalu besarnya rasa itu kurasakan, hingga seluruh tubuh ini tak dapat mengungkapkannya. Hanya kedua tangan ini yang dapat bergerak perlahan. Tangan kiri kugenggam dan kuletakkan di depan dadaku. Kemudian tangan kiri menyusul di atasnya. Lalu keduanya turun dan tangan kananpun membuka genggamannya dan mengarahkan kepadanya.

Wahai diri…apakah hanya dengan itu saja cukup untuknya mengetahui bahwa kau merindunkannya, kau mencintainya. Ingatlah, usiamu kini sudah kepala dua. Itu tandanya bukan saatnya kau mempermainkan rasa itu. Fitroh manusia yang harus kau jaga kesuciannya. Dengan segenap cintamu pada-Nya, jagalah ia dengan ikatan suci itu, wahai diri.

Kamar kecilku di Purwokerto, 31 Maret 2009 11:39 am

Post a Comment

0 Comments