Ketupat Lebaran

Oleh Muhammad Badrushshalih

Lebaran tanpa ketupak nampaknya bagai sayur tanpa garam. Ya, entah kenapa ketupat menjadi salah satu perhiasan yang tak asing terslihat di setiap hari lebaran. Sayapun mencoba mencari sejarah kenapa ketupat dijadikan sesuatu yang tak terlewatkan di hari lebaran. Dari KapanLagi.com di dapatkan sejarah ketupat ini. Berikut artikelnya:

Filosofi Ketupat
Ketupat berasal dari kerotoboso (atau bahasa singkatan) dari kata ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan. Tradisi ketupat diharapkan akan membuat kita mau mengakui kesalahan kita sehingga membantu kita untuk memaafkan kesalahan orang lain juga. Sehingga, dosa yang ada akan saling terlebur.

Terdapat dua bentuk ketupat, dan bentuk yang paling sering dikenal adalah bentuk ketupat yang seperti pelajaran di SD dulu yaitu belah ketupat. Bentuk persegi seperti ini dapat diartikan di masyarakat Jawa sebagai perwujudan dari kiblat papat lima pancer, dengan berbagi penjelasan dan berbagai cara memandang. Ada yang memaknai kiblat papat lima pancer ini sebagai keseimbangan alam: 4 arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat, dan utara. Akan tetapi semua arah ini bertumpu pada satu pusat. Bila salah satunya hilang, keseimbangan alam akan hilang. Begitu pula hendaknya manusia, dalam kehidupannya, ke arah manapun dia pergi, hendaknya jangan pernah melupakan pancer: Tuhan yang Maha Esa.

Kiblat papat lima pancer ini dapat juga diartikan sebagai 4 macam nafsu manusia dalam tradisi jawa: amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Amarah adalah nafsu emosional, aluamah adalah nafsu untuk memuaskan rasa lapar, supiah adalah nafsu untuk memiliki sesuatu yang indah atau bagus, dan mutmainah adalah nafsu untuk memaksa diri. Keempat nafsu ini adalah empat hal yang kita taklukkan selama berpuasa, jadi dengan memakan ketupat, disimbolkan bahwa kita sudah mampu melawan dan menaklukkan hal ini.

Makna di balik bahan ketupat
Ketupat merupakan makanan dengan isi beras, berselongsong janur atau daun kelapa yang berwarna agak kekuningan. Salah satu cara mematangkan ketupat adalah dengan merebusnya dalam santan, atau, jika ketupat direbus dalam air biasa, akan dihidangkan bersama makanan bersantan

1. Janur kuning.
Janur kuning ini adalah lambang penolakan bala. Di Kraton Surakarta, ada salah satu aksesoris wajib yang harus dikenakan, dan berbentuk kain panjang berwarna kuning. Kain ini disebut samir. Samir ini merupakan penolak bala, nah, Janur kuning adalah simbol dari samir tersebut.
2. Beras.
Sebagai simbol kemakmuran, beras dianggap sebagai doa agar kita semua diberi kelimpahan kemakmuran setelah hari raya.
3. Santan.
Santan, atau dalam bahasa jawa santen, berima dengan kata ngapunten yang berarti memohon maaf. 


Sumber : KapanLagi.com kupat

Post a Comment

0 Comments