Suka Duka Shift Dines

Hemmm,,,awalnya bingung juga ketika ada keputusan untuk profesi dibagi menjadi dua shift, pagi dan siang. Gimana gak bingung, kami yang baru kenal dunia rumah sakit (RS) masa langsung dibagi menjadi dua kelompok (4/5 orang setiap shift). Hanya sebuah proses dan sebuah ketakutan saja untuk berpisah dengan temen-temen sekelompok. Meskipun diantara kami masing-masing masih sama-sama gak terlalu paham mengenai dunia praktek. Tapi inget juga, kita masih punya temen-temen sejawat yang sudah memiliki pengalaman klinis yang bisa membimbing kami untuk tetap memperoleh ilmu kloinis yang diharapkan.

Shift bukan suatu ketakutan
Hal ini lebih dikarenakan psikologis kita yang masih berlum teruji menghadapi klien bersama orang-orang baru (dalam hal ini mereka yang sudah ada di klinis lebih lama, praktikan sejawat dari universitas lainnya atau teman profesi lainnya). Ketika kita merasa yakin bahwa pasien adalah tempat kita beramal dengan mengaplikasikan ilmu keperawatan yang telah kita raih, maka ketakutan itu bukanlah suatu hal yang berarti. Yupz, PD alias percaya diri dengan kemampuan kita. Ketika kita gak merasa mampu sama diri sendiri, ya..gimana lagi. Ilmu kita akan sia-sia karena tidak dimanfaatkan secara benar. Kalo kita memang gak bisa, ya..coba minta bantuan mereka. Jangan malu untuk bertanya. Jujur aja lah kalo kita gak bisa. Merekapun gak akan memarahi kita atau mengusir kita (..he..he,..lebay banget sampe diusir ya..) hanya gara-gara kita bertanya. Mereka malah akan lebih menghargai kita. Mereka akan lebih gak suka lagi ketika kita malah sok tau. Inget lho, kita menghadapi pasien yang harus kita berikan pelayanan terbaik hingga mereka kembali ke kondisi sehat. Dan sehat sakit tersebut kita termasuk yang memiliki andil (diluar kehendak Alloh, setidaknya kita berupaya optimal terhadap penyembuhan klien).

Shift ternyata enak lho…
Seperti ketakutan saya di awal, masih gak tau gimana rasanya kalo dines dishift. Akhirnya saya sama temen-temen ngerasain juga deh yang namanya shift siang. Ya..maklumlah, kami selama sepekan awal dines pagi. Pekan kedua dan ketiga kami diberikan kesempatan untuk shift siang. Ternyata asyik juga lho dines siang, apalagi pas puasa. Maghrib gak terasa gitu deh. Baru aja ganti shift, eh…dah bedug ashar lagi…fuih..uenake poolll. Tapi belum ngerasain aja dines malam. Kayaknya seh menakutkan gitu. Bisa-bisa gak tidur deh..tapi pas nanya-nanya sama mereka yang sudah memiliki pengalaman dines malam, mereka bilang enak banget dines malam. Ya..istilahnya kalo dines malam itu gak ada kegiatan yang berarti. Paling-paling juga cuma injeksi (injection) atau seenggaknya ganti plabot infus. Sisanya ngapain donkz??ya..itulah dines malam. Mau ngapain lagi. Semua terasa lebih ringan. Lebih enaknya lagi karena dengan adanya shift ini bisa mengurangi tingkat kejenuhan perawat dengan aktifitas rutin sehari-hari.

Post a Comment

0 Comments