Baju Baru bukan untuk Lebaranku

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Asesoris serba baru, biasanya banyak digunakan ketika lebaran. Berbeda denganku untuk lebaran kali ini. Lebaran kali ini hanya menggunakan pakaian yang lama namun tetap layak pakai. Hem dan celana yang dipakaipun adalah pakaian yang biasa saya pakai seharian kuliah dan sandal yang dipakai malahan sandal biasa bahkan hari kedua menggunakan sandal punya kakaku. Hemm...lumayan juga. 
Entah kenapa, semakin dewasa usiaku merasa bahwa lebaran bukanlah suatu hal yang harus dimeriahkan seperti layaknya anak kecil yang sangat senang dengan baju baru mereka. Aku malah merasa gak nyaman dengan mempersiapkan semuanya itu. Terutama lagi berbelanja di saat keramaian lebaran. Beuh...ribet bin bikin capek. Bahkan ketakutanku puasa menjadi batal gara-gara suasana berbelanja yang gak nyaman. Sudah panas, gerah, hipoksia. Duuh...pokoe males banget deh.
Untuk lebaran ini, aku malah fokus sama mencari kerja dan persiapan wisuda serta angkat sumpah. Jadi uang lebaran yang didapat dari saudara saat lebaran, bisa dibelanjakan untuk membeli pakaian pasca lebaran, tepatnya lagi untuk wisuda dan angkat sumpahku. Ya, setelah lebaran, bersama kakaku membeli sepatu, hem putih serta dasi untuk melengkapi kegembiraan lulusanku meraih gelar ners. Sebuah gelar keprofesian untuk perawat. Perjalanan selama satu tahun untuk mencapai gelar ini cukup sangat banyak menyisakan cerita indah. Sangat sayang bila pelepasan itu tidak menambah keindahan memoriku bersama rekan-rekan yang sudah terciptakan.
Asesoris semua yang dibelipun lumayan, karena harga yang ditawatkan hingga discount 70 %. Keren kan???baik dasi, hem ataupun sepatu, semuanya mendapatkan discount. Hemm...bisa saving lebih neh...Pokoknya, wisudaan kali ini jadi deh...

Post a Comment

0 Comments