Pernikahan Hery Priyatna & Halimah

Oleh : Muhammad Badrushshalih


Pagi itu, Iskandar menjemputku untuk kumpul di rumah Datuk (Hary). Setibanya di rumah Datuk, kami menemui Datuk sedang asyik duduk bersama  Syarif di teras rumah. Beberapa menit kemudian dengan motor matic Syarif aku berangkat menuju Sumber, ke rumah Komeng (Hery) dan datuk bareng Boiz (Iskandar). Kami lewat jalur Kedawung menuju Sumber untuk menjadi tim pengantar mempelai pria. Selama perjalanan kami (saya bareng Syarif) banyak cerita mengenai bisnis yang dijalankan Syarif. Hemm...memancing jiwa entrepreneurku.
Sesampainya rumah komeng, kakaknya menyuruh kami (dengan memaksa, he..he..) untuk makan. beuh...padahal sebelum dijemput Boiz, telur ceplok dan 2 potong tempe hangat telah terjun dalam lambungku. Sebelum maka, kami temui sobatku ini. Jas hitam dengan ditemani hem putih dan dasi yang melingkar indah di leher serta sepatu hitam baru menemani hari bahagianya. Sebuah peluk bahagia dan do'a untukmu sobat
Barokallohulaka wabaroka’alaika wajama’a bainakuma fie khoir*
Setelah melihat wajah bahagianya, (dengan terpaksa, he..he..) kamipun makan pagi (yang kedua bagiku) dan duduk di ruang tamu sambil memandang bahan seserahan yang akan dibawa dan kesibukan mempelai pria serta keluarga menyambut tamu yang datang. Kami sempat keanehan melihat barang yang akan dibawa, karena semua barang bawaan dibuat semenarik mungkin, dibuat boneka sehingga kamipun tak mengerti apa saja barang bawaan itu. Namun tentunya semuanya adalah barang keseharian untuk mempelai wanita.
Beberapa menit setelah makan usai, (meskipun masih ada lauk yang tersisa, xixixi) utusan mempelai wanita datang. Kami yang memenuhi ruang tamu segera keluar melalui pintu samping dan menyambut Bnu (Ibnu) dan Arif yang datang (kayak orang ilang celingukan..ckckckck) di depan. Oya, kami semua mengenakan pakaian dengan motif batik yang sama, namun dengan warna yang berbeda-beda, termasuk saya adalah orang yang beda.
Kami berangkat ketika acara sambut terima dari pihak mempelai wanita dan pria selesai. Komeng dan ibu berangkat mengenakan mobil (BMW putih) pengantin yang dihiasi bunga bagian depannya. Perjalananpun kami lalui hingga tempat acara jam 9 kurang. Kemudian pengantin pria dan keluarga disambut acara adat dengan pemberian kalung melati kepada pengantin pria. Acara sambut terima di tempatpun kembali dilaksanakan, istilahnya seh laporan perjalanan dari utusan mempelai wanita.
Kami bertemu dengan temen-temen cewek SMA (Ifta, lintang, Eka, Ratna.) yang sudah hadir terlebih dahulu. Kami menunggu di pelataran masjid sambil mendengarkan acara seserahan mempelai pria, karena undangan yang hadir saat itu banyak, sehingga kami yang terakhir dipersilahkan menunggu di tempat akad nikah, masjid sebelah rumah mempelai wanita (Halimah).
Kemudian kedua mempelaipun datang dengan beriringan. Halimah di depan, kemudian diikuti Komeng di belakangnya. Halimah sangat terlihat berbeda dengan gaun pengantin putih yang dikenakannya. Acara akadpun siap dilaksanakan.
Hemm...Beberapa teman SMP dan juga teman kosanku hadir. Masya Alloh, yang namanya silaturahim benar-benar tak disangka ya..Ternyata mereka teman SD Halimah. Jadi reunian gini...ckckckck. Acara akad dimulai dengan pembacaan ayat suci al qur'an dilanjutkan dengan dengan khutbah nikah. Tentunya mengingatkan dan memberikan nasehat kepada mempelai bahwa pernikahan adalah saatnya untuk saling mengingatkan dan berbagi. Onak dan duri rumah tangga adalah hal yang biasa, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana keduanya saling berkomunikasi hingga menghasilkan suatu jalan keluar. Bukan saling menyalahkan.
Akad nikah. Hemm..acara sakral yang ditunggu-tunggu. Sebuah janji suci, Mitsaqan Ghaliza, perjanjian yang kokoh dimana Mitsaqan Ghaliza dalam Al Qur'an kata hanya dipakai 3 kali saja yaitu :
  1. Allah SWT membuat perjanjian dengan para Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (Al Ahzab 73:7)
  2. Allah SWT mengangkat bukit Thur di atas kepala bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia pada Allah (An Nissa 4:154)
  3. Allah SWT menyatakan hubungan pernikahan (An Nissa 4:21)


Subhanalloh, akad nikah bukanlah sesuatu yang ringan. Di dalamnya terdapat sebuah janji suci, sebuah p
erjanjian berat yang  terikat melalui beberapa kalimat sederhana yaitu ijab dan qobul. Ijab, yaitu keinginan pihak wanita untuk menjalin ikatan rumah tangga dengan seorang laki-laki. Kedua adalah kalimat qobul, yaitu pernyataan menerima keinginan dari pihak pertama untuk maksud tersebut. Disinilah awal semuanya akan berubah. Status dan tanggung jawab dari kedua mempelai.
Merinding rasanya katika jabat tangan penghulu bersama Hery serta ucapan syukur alhamdulillah mendengarkan lantang dan lancarnya sahabatku ini mengucapkan balasan dari pihak mempelai wanita. 

"Alhamdulillah'
Selanjutnya adalah pembacaan Sighat Ta'liq (pengikatan agar lebih kuat) oleh mempelai pria dilanjutkan 
penandatangan surat nikah, pemberian buku tanda sah baik berdasarkan agama dan hukum negara, doa, 
tukar cincin. Tak lupa sayapun masih mengambil momen bahagia ini.
Kedua mempelai kemudian mengikuti acara adat. Setelah selesai acara adat, kakak Hery kembali memaksa kami untuk makan (untuk yang ketiga kalinya bagiku, beuh...dahsyatnyo). sebelumnya kamipun mengucapkan selamat kepada keluarga dan mempelai serta tak lupa do'a kami panjatkan untuk kalian sobat.
Bahagia rasanya saat itu melihat kebahagiaan kalian ditambah lagi ditemani musik kesukaanku, jazz. hemm...nikmatnya mendengarkan alunan musik, terlebih suara saxophone yang membuatku semakin tersenyum sendiri. Baru 
undangan 
pernikahan
 
pertama kalinya yang memberikan hiburan berupa musik jazz. I like it. Beberapa alunan nada seperti janji suci, endless love, cemburu menguras hati, i'll stand by you  semakin membuatku tersenyum sendiri. Asyik gan.
Setelah sholat dhuhur, Komeng meminta saya, bayu, Arif dan Catur yang telah selai sholat untuk foto bareng mereka. Asyik, tapi tanoa temen-temen yang sedang sholat. Tak apalah, lagian setelah ini juga nanti kita foto lagi, ujar kami. Komeng dan Halimah akan mengadakan sesi pemotretan di dalam ruangan.
Jam 13.45 kami pamit pulang, gak enak juga seh kami pamit duluan. Pakaian sudah kompak, eh...malah pulang duluan. Bukannya bantuin kek..xixixix. Oya, selama kami di tempat acara, banyak undangan yang memperhatikan kami lho (kePDan: mode on). Nampaknya mereka menebak-nebak, kami dari instansi mana,...gitu. Kompak seh pakaiannya, nyaingin karyawan suatu instansi.
Sempga kalian berbahagia sobat. Teriring do'a dari kami
Barokallohulaka wabaroka’alaika wajama’a bainakuma fie khoir
* Semoga Allah memberkahimu, semoga Allah memberkahi atasmu, dan semoga Allah menghimpunkan kalian berdua dalam kebaikan ( HR. Abu Darda dan Tirmidzi )

Post a Comment

2 Comments

  1. makasi de..
    tp namanya yg asli aja lah..jng yg macem2..^^V

    ReplyDelete
  2. sama2 hery...^^

    gak seru kalo cuma nama asli doang. ^^

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya